Warga Kecewa, Proyek Jalan Nasional Senilai Rp214 Miliar Di Mamuju Tengah Dikeluhkan

Warga Kecewa, Proyek Jalan Nasional Senilai Rp214 Miliar Di Mamuju Tengah Dikeluhkan

MAMUJU TENGAH, IntelijenNews.com., – Sulawesi Barat – Warga Desa Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, meluapkan kekecewaan atas kondisi proyek jalan nasional yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Barat. Proyek dengan anggaran fantastis sebesar Rp214,8 miliar ini dinilai tak tuntas karena sejumlah ruas jalan masih berlubang dan dibiarkan dalam kondisi memprihatinkan.

 

Jalan Berlubang dan Gundukan Kerikil Ancam Keselamatan

Salah seorang warga yang sering melintas yang enggan disebutkan namanya menuturkan bahwa jalan berlubang ditemukan di beberapa titik di Desa Topoyo. Ia mengaku hampir terjatuh saat melintasi ruas jalan berlubang dengan sepeda motor dari arah Benteng menuju Topoyo.

 

“Kondisinya sangat membahayakan. Saya tadi hampir terjatuh karena tiba-tiba ada lubang di jalan,” ungkapnya, Selasa (14/1/2025).

 

Kerusakan lainnya dilaporkan terjadi di dekat lampu merah Topoyo. Di sana, terdapat gundukan kerikil di sisi median pembatas jalur dua yang mulai berserakan ke bahu jalan. Warga khawatir gundukan ini berpotensi menyebabkan pengendara tergelincir, terutama bagi mereka yang melaju dengan kecepatan tinggi.

 

Warga Tagih Tanggung Jawab Kontraktor

Proyek jalan ini dikerjakan oleh PT Bumi Karsa dengan nama paket “Preservasi Jalan Topoyo-Tarailu”, yang mencakup pemeliharaan rutin hingga pelebaran jalan. Meski pengerjaan dimulai sejak 2023 dan telah rampung pada 2024, kualitas hasil kerja dinilai jauh dari memuaskan.

 

“Seharusnya proyek sebesar ini sudah direncanakan dengan matang. Kalau terus dibiarkan, jalan ini tidak akan bertahan lama. Kami berharap PT Bumi Karsa segera memperbaiki dan meningkatkan kualitas pekerjaannya,” ujar warga.

 

Minim Respons dari Pihak Terkait

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Pelaksana Proyek PT Bumi Karsa, Hj. Rahkan, belum memberikan tanggapan terkait keluhan warga. Upaya konfirmasi melalui pesan WhatsApp dan panggilan telepon juga belum mendapat respons.

 

Dengan anggaran besar dan status jalan sebagai akses nasional, masyarakat berharap ada tindak lanjut segera untuk memperbaiki kerusakan yang membahayakan pengguna jalan. Mereka juga mendesak pihak terkait, baik pemerintah maupun kontraktor, untuk lebih serius dalam memastikan kualitas dan keselamatan infrastruktur yang dibangun.

 

(Hamsah Investigasi/Ans)

Tinggalkan Balasan