Viral di media sosial ada 144 penyakit yang diklaim tidak bisa langsung dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) menggunakan BPJS Kesehatan. Di mana peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang didiagnosis terkena penyakit tersebut mungkin mendapat penanganan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Hal ini tersebar di media sosial TikTok, salah satunya oleh akun @dhan***, Rabu (1/1/2024).
“Pada intinya, 144 diagnosa itu tidak bisa langsung dirujuk ke faskes lanjutan dan harus tuntas di faskes pertama,” tulis pengunggah.
Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah mengatakan pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia Tahun 2012 yang diatur dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012, terdapat 144 penyakit yang dapat dikuasai sepenuhnya oleh dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama secara mandiri dan tuntas.
Berdasarkan hal tersebut, 144 penyakit tersebut termasuk dalam pelayanan kesehatan yang dapat dijamin dalam Program JKN secara mandiri dan tuntas oleh dokter di FKTP.
“144 penyakit tersebut juga tetap dapat dirujuk ke FKRTL sesuai indikasi medis dan kondisi peserta,” ujarnya, Rabu (1/1/2025).
Ketentuan mengenai tata laksana 144 penyakit tersebut termasuk kriteria rujuk dan rujuk balik mengacu pada Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/1186/2022 tentang panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasyankes Tingkat Pertama.
“Sehingga kesimpulannya, 144 penyakit tersebut tetap dapat dirujuk ke FKRTL sesuai indikasi medis dan kondisi peserta sesuai hasil pemeriksaan dokter di FKTP,” tutupnya.
Daftar 144 penyakit yang tak bisa langsung dirujuk karena perlu ditangani di FKTP terlebih dahulu yang dirangkum Okezone, Rabu (1/1/2025): 1. Tetanus 2. Kejang demam 3. HIV/AIDS tanpa komplikasi 4. Migrain 5. Sakit kepala tegang (sakit kepala tegang) 6. Bell’s Palsy 7. Vertigo posisi paroksismal jinak (Benign Paroxysmal Positional Vertigo) 8. Gangguan somatoform 9. Insomnia 10. Benda asing di konjungtiva 11. Konjungtivitis 12. Perdarahan subkonjungtiva 13. Mata kering 14. Blefaritis 15. Hordeolum 16. Trikiasis 17. Episkleritis 18. Hipermetropia ringan 19. Miopia ringan 20. Astigmatisme ringan 21. Presbiopia 22. Buta senja 23. Otitis eksterna 24. Otitis media akut 25. Serumen prop 26. Mabuk perjalanan 27. Furunkel pada hidung 28. Rhinitis akut 29. Rhinitis alergika 30. Rhinitis vasomotor 31. Benda asing di hidung 32. Epistaksis 33. Influenza 34. Pertusis 35. Faringitis 36. Tonsilitis 37 . Laringitis 38. Asma bronkial 39. Bronkitis akut 40. Pneumonia, bronkopneumonia 41. Tuberkulosis paru tanpa komplikasi 42. Hipertensi esensial 43. Kandidiasis mulut 44. Ulkus mulut (aftosa, herpes) 45. Parotitis 46. Infeksi pada umbilikus 47. Gastritis 48. Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis) 49.Refluks gastroesofagus 50. Demam tifoid 51. Intoleransi makanan 52. Alergi makanan 53. Keracunan makanan 54. Penyakit cacing tambang 55. Strongiloidiasis 56. Askariasis 57. Skistosomiasis 58. Taeniasis 59. Hepatitis A 60. Disentri basiler, disentri amuba 61. Derajat hemoroid 1/2 62. Infeksi saluran penyakit menular 63. Gonore 64. Pielonefritis tanpa komplikasi 65. Fimosis 66. Sindrom duh (discharge) genital (gonore dan non-gonore) 68. Infeksi saluran kemih bagian bawah 69. Vulvitis 70. Vaginitis 71. Vaginosis bakterialis 72. Salpingitis 73. Kehamilan normal 74. Aborsi spontan komplit 75. Anemia defisiensi besi pada kehamilan 76. Pecahnya tingkat perineum 1/2 77. Abses folikel rambut/kelenjar sebasea 78. Mastitis 79. Puting susu pecah-pecah (cracked putting) 80. Puting susu terbalik (inverted putting) 81. Diabetes melitus tipe 1 82. Diabetes melitus tipe 2 83. Hipoglikemia ringan 84. Malnutrisi energi protein 85. Defisiensi vitamin 86. Defisiensi mineral 87. Dislipidemia 88. Hiperurisemia 89. Obesitas 90. Anemia defisiensi besi 91. Limfadenitis 92. Demam berdarah, DBD 93. Malaria 94. Leptospirosis (tanpa komplikasi) 95. Reaksi anafilaktik 96. Ulkus pada pengaturan 97. Lipoma 98. Veruka vulgaris 99. Moluskum kontagiosum 100. Herpes zoster tanpa komplikasi 101. Morbili tanpa komplikasi 102. Varicella tanpa komplikasi 103. Herpes simpleks tanpa komplikasi 104. Impetigo 105. Impetigo ulseratif (ektima) 106. Folikulitis superfisialis 107. Furunkel, karbunkel 108. Eritrasma 109. Erisipelas 110. Skrofuloderma 111. Lepra 112. Sifilis stadium 1 dan 2 113. Tinea kapitis 114. Tinea barbe 115. Tinea facialis 116. Tinea corporis 117. Tinea manus 118. Tinea unguium 119. Tinea kruris 120. Tinea pedis 121. Pitiriasis versikolor 122. Kandidiasis mukokutan ringan 123. Cutaneus larva migran 124. Filariasis 125. Pedikulosis kapitis 126. Pedikulosis pubis 127. Skabies 128. Reaksi gigitan serangga 129. Dermatitis kontak iritan 130. Dermatitis atopik (kecuali bandel) 131. Dermatitis numularis 132. Napkin eczema 133. Dermatitis seboroik 134. Pitiriasis rosea 135. Acne vulgaris ringan 136. Hidradenitis supuratif 137. Dermatitis perioral 138. Miliaria 139. Urtikaria akut 140. Erupsi obat eksantemapous, erupsi obat tetap 141. Vulnus laceratum, punctum 142. Luka bakar derajat 1 dan 2 143. Kekerasan tumpul 144. kekerasan tajamFimosis 66. Sindrom duh (keputihan) genital (gonore dan non-gonore) 68. Infeksi saluran kemih bagian bawah 69. Vulvitis 70. Vaginitis 71. Vaginosis bakterialis 72. Salpingitis 73. Kehamilan normal 74. Aborsi spontan komplit 75. Anemia defisiensi besi pada kehamilan 76. Ruptur perineum tingkat 1/2 77. Abses folikel rambut/kelenjar sebasea 78. Mastitis 79. Puting susu pecah-pecah (cracked putting) 80. Puting susu terbalik (inverted putting) 81. Diabetes melitus tipe 1 82. Diabetes melitus tipe 2 83. Hipoglikemia ringan 84. Malnutrisi energi protein 85. Defisiensi vitamin 86 .Defisiensi mineral 87. Dislipidemia 88. Hiperurisemia 89. Obesitas 90. Anemia defisiensi besi 91. Limfadenitis 92. Demam demam berdarah, DBD 93. Malaria 94. Leptospirosis (tanpa komplikasi) 95. Reaksi anafilaktik 96. Ulkus pada psikologi 97. Lipoma 98. Veruka vulgaris 99. Moluskum kontagiosum 100. Herpes zoster tanpa komplikasi 101. Morbili tanpa komplikasi 102. Varicella tanpa komplikasi 103. Herpes simpleks tanpa komplikasi 104. Impetigo 105. Impetigo ulseratif (ektima) 106. Folikulitis superfisialis 107. Furunkel, karbunkel 108. Eritrasma 109. Erisipelas 110. Skrofuloderma 111. Lepra 112. Sifilis stadium 1 dan 2 113. Tinea kapitis 114. Tinea barbe 115. Tinea facialis 116. Tinea corporis 117. Tinea manus 118. Tinea unguium 119. Tinea cruris 120. Tinea pedis 121. Pitiriasis versikolor 122. Kandidiasis mukokutan ringan 123. Cutaneus larva migran 124. Filariasis 125. Pedikulosis kapitis 126. Pedikulosis pubis 127. Skabies 128. Reaksi gigitan serangga 129. Dermatitis kontak iritan 130. Dermatitis atopik (kecuali bandel) 131. Dermatitis numularis 132. Napkin eczema 133. Dermatitis seboroik 134. Pitiriasis rosea 135. Acne vulgaris ringan 136. Hidradenitis supuratif 137. Dermatitis perioral 138. Miliaria 139. Urtikaria akut 140. Erupsi obat eksantemapous, erupsi obat tetap 141. Vulnus laceratum, punctum 142. Luka bakar derajat 1 dan 2 143. Kekerasan tumpul 144. Kekerasan tajamFimosis 66. Sindrom duh (keputihan) genital (gonore dan non-gonore) 68. Infeksi saluran kemih bagian bawah 69. Vulvitis 70. Vaginitis 71. Vaginosis bakterialis 72. Salpingitis 73. Kehamilan normal 74. Aborsi spontan komplit 75. Anemia defisiensi besi pada kehamilan 76. Ruptur perineum tingkat 1/2 77. Abses folikel rambut/kelenjar sebasea 78. Mastitis 79. Puting susu pecah-pecah (cracked putting) 80. Puting susu terbalik (inverted putting) 81. Diabetes melitus tipe 1 82. Diabetes melitus tipe 2 83. Hipoglikemia ringan 84. Malnutrisi energi protein 85. Defisiensi vitamin 86 .Defisiensi mineral 87. Dislipidemia 88. Hiperurisemia 89. Obesitas 90. Anemia defisiensi besi 91. Limfadenitis 92. Demam demam berdarah, DBD 93. Malaria 94. Leptospirosis (tanpa komplikasi) 95. Reaksi anafilaktik 96. Ulkus pada psikologi 97. Lipoma 98. Veruka vulgaris 99. Moluskum kontagiosum 100. Herpes zoster tanpa komplikasi 101. Morbili tanpa komplikasi 102. Varicella tanpa komplikasi 103. Herpes simpleks tanpa komplikasi 104. Impetigo 105. Impetigo ulseratif (ektima) 106. Folikulitis superfisialis 107. Furunkel, karbunkel 108. Eritrasma 109. Erisipelas 110. Skrofuloderma 111. Lepra 112. Sifilis stadium 1 dan 2 113. Tinea kapitis 114. Tinea barbe 115. Tinea facialis 116. Tinea corporis 117. Tinea manus 118. Tinea unguium 119. Tinea cruris 120. Tinea pedis 121. Pitiriasis versikolor 122. Kandidiasis mukokutan ringan 123. Cutaneus larva migran 124. Filariasis 125. Pedikulosis kapitis 126. Pedikulosis pubis 127. Skabies 128. Reaksi gigitan serangga 129. Dermatitis kontak iritan 130. Dermatitis atopik (kecuali bandel) 131. Dermatitis numularis 132. Napkin eczema 133. Dermatitis seboroik 134. Pitiriasis rosea 135. Acne vulgaris ringan 136. Hidradenitis supuratif 137. Dermatitis perioral 138. Miliaria 139. Urtikaria akut 140. Erupsi obat eksantemapous, erupsi obat tetap 141. Vulnus laceratum, punctum 142. Luka bakar derajat 1 dan 2 143. Kekerasan tumpul 144. Kekerasan tajamLeptospirosis (tanpa komplikasi) 95. Reaksi anafilaktik 96. Ulkus pada psikologi 97. Lipoma 98. Veruka vulgaris 99. Moluskum kontagiosum 100. Herpes zoster tanpa komplikasi 101. Morbili tanpa komplikasi 102. Varicella tanpa komplikasi 103. Herpes simpleks tanpa komplikasi 104. Impetigo 105. Impetigo ulseratif (ektima) 106. Folikulitis superfisialis 107. Furunkel, karbunkel 108. Eritrasma 109. Erisipelas 110. Skrofuloderma 111. Lepra 112. Stadium Sifilis 1 dan 2 113. Tinea kapitis 114. Tinea barbe 115. Tinea facialis 116. Tinea corporis 117. Tinea manus 118. Tinea unguium 119. Tinea kruris 120. Tinea pedis 121. Pitiriasis versikolor 122. Kandidiasis mukokutan ringan 123. Cutaneus larva migran 124. Filariasis 125. Pedikulosis kapitis 126. Pedikulosis pubis 127. Skabies 128. Reaksi terhadap serangga 129. Dermatitis kontak iritan 130. Dermatitis atopik (kecuali bandel) 131. Dermatitis numularis 132. Eksim serbet 133. Dermatitis seboroik 134. Pitiriasis rosea 135. Acne vulgaris ringan 136. Hidradenitis supuratif 137. Dermatitis perioral 138. Miliaria 139. Urtikaria akut 140. Erupsi obat eksantemapous, obat tetap letusan 141. Vulnus laseratum, punctum 142. Luka bakar derajat 1 dan 2 143. Kekerasan tumpul 144. Kekerasan tajamLeptospirosis (tanpa komplikasi) 95. Reaksi anafilaktik 96. Ulkus pada psikologi 97. Lipoma 98. Veruka vulgaris 99. Moluskum kontagiosum 100. Herpes zoster tanpa komplikasi 101. Morbili tanpa komplikasi 102. Varicella tanpa komplikasi 103. Herpes simpleks tanpa komplikasi 104. Impetigo 105. Impetigo ulseratif (ektima) 106. Folikulitis superfisialis 107. Furunkel, karbunkel 108. Eritrasma 109. Erisipelas 110. Skrofuloderma 111. Lepra 112. Stadium Sifilis 1 dan 2 113. Tinea kapitis 114. Tinea barbe 115. Tinea facialis 116. Tinea corporis 117. Tinea manus 118. Tinea unguium 119. Tinea kruris 120. Tinea pedis 121. Pitiriasis versikolor 122. Kandidiasis mukokutan ringan 123. Cutaneus larva migran 124. Filariasis 125. Pedikulosis kapitis 126. Pedikulosis pubis 127. Skabies 128. Reaksi terhadap serangga 129. Dermatitis kontak iritan 130. Dermatitis atopik (kecuali bandel) 131. Dermatitis numularis 132. Eksim serbet 133. Dermatitis seboroik 134. Pitiriasis rosea 135. Acne vulgaris ringan 136. Hidradenitis supuratif 137. Dermatitis perioral 138. Miliaria 139. Urtikaria akut 140. Erupsi obat eksantemapous, obat tetap letusan 141. Vulnus laseratum, punctum 142. Luka bakar derajat 1 dan 2 143. Kekerasan tumpul 144. Kekerasan tajam