INDONESIA – Pustakawan SMP Tunas Agro sekaligus pendiri TBM Grup Literasi Gawi Hatantiring Seruyan Nopiar Rahman, A.Md menuliskan tentang Refleksi Pengorbanan Idul Adha 1445H : Peran Pustakawan dan Pemustaka Membangun Pengetahuan Warga, Sekolah dan Masyarakat.
Dalam isinya, Tibanya Idul Adha 1445H, kita diingatkan akan makna pengorbanan yang tidak hanya termanifestasi dalam pelaksanaan ibadah qurban, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah perpustakaan.
Pustakawan dan pemustaka memainkan peran penting dalam ekosistem perpustakaan, berkontribusi dalam pembangunan pengetahuan masyarakat sebagai bentuk pengorbanan untuk kemajuan bersama.
Pustakawan bertindak sebagai pengelola dan penyedia informasi yang krusial, memastikan akses terhadap pengetahuan yang luas dan bervariasi. Mereka menghabiskan waktu dan tenaga untuk mengatur, mengklasifikasikan, dan merawat koleksi buku serta sumber informasi lainnya, serta membantu pemustaka dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Dedikasi mereka mencerminkan semangat Idul Adha dalam bentuk pengorbanan yang tanpa pamrih. Pemustaka, di sisi lain, berperan aktif dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia di perpustakaan. Mereka menyisihkan waktu untuk belajar, melakukan penelitian, dan mengeksplorasi berbagai sumber ilmu.
Upaya ini tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas warga sekolah dan masyarakat secara keseluruhan.
Studi oleh IFLA ( International Federation of Library Associations and Institutions) yang merupakan lembaga internasional untuk mengembangkan perpustakaan dan layanan perpustakaan berkualitas tinggi bagi penggunanya.
Bisa dibilang lembaga ini masuk dalam kategori lembaga tertinggi dalam bidang perpustakaan dan layanan informasi di dunia. IFLA didirikan pada tahun 1927 di Edinburgh, Skoltalndia pada Konferensi Internasional, dan memiliki lebih dari 1.400 Anggota dari 140 negara di seluruh dunia. IFLA bersama United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menyusun IFLA/UNESCO Manifesto pada tahun 1994 yang terus berkembang menjadi dasar / standar layanan (minimal) yang dilakukan oleh Perpustakaan dan lembaga informasi di seluruh dunia.
Menunjukkan bahwa perpustakaan memegang peran vital dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan( SDGs), terutama dalam pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, dan peningkatan kapasitas. Hal ini menggarisbawahi bagaimana perpustakaan, melalui peran pustakawan dan pemustaka, memberikan kontribusi yang signifikan dalam mencapai tujuan yang lebih besar untuk warga sekolah dan masyarakat.
Moment Idul Adha 1445H, mengajak kita untuk merenungkan nilai- nilai pengorbanan dalam kehidupan sehari- hari. Di perpustakaan, pengorbanan ini tercermin dalam dedikasi pustakawan dalam menyediakan layanan terbaik dan usaha pemustaka dalam mencari serta menyebarkan pengetahuan. Melalui kolaborasi ini, perpustakaan bukan hanya tempat penyimpanan buku, melainkan pusat pertumbuhan intelektual dan pembangunan masyarakat.
Dalam merayakan Idul Adha, marilah kita menghargai setiap upaya dan pengorbanan yang dilakukan oleh pustakawan dan pemustaka untuk meningkatkan literasi dan pengetahuan, yang pada akhirnya memberikan dampak positif bagi pembangunan warga sekolah dan masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan.
Pewarta : Daeng Naja