PASANGKAYU, IntelijenNews.com., – Personel Bintara Pembina Potensi Maritim (Binpotmar) TNI AL Pasangkayu bergerak cepat mengevakuasi bangkai seekor duyung yang ditemukan terdampar di Pantai Tanjung Babia pada Minggu (16/02/2025). Langkah ini dilakukan untuk mencegah dampak lingkungan dan kesehatan akibat pembusukan hewan tersebut.
Duyung yang merupakan satwa laut dilindungi ini ditemukan dalam keadaan membengkak dengan beberapa bagian tubuh mengalami perubahan warna kemerahan. Kondisinya yang sudah mulai membusuk menimbulkan bau tak sedap di sekitar lokasi.
Penemuan ini pertama kali dilaporkan oleh seorang remaja bernama Riyan (15), yang saat itu sedang berjalan di sepanjang pantai bersama temannya sekitar pukul 07.00 WITA. Melihat bangkai duyung yang besar, ia segera mengabadikan kejadian tersebut dan membagikannya melalui media sosial, sehingga menarik perhatian pihak berwenang.
“Saya dan teman melihat ada benda besar di pantai, lalu saat kami dekati, ternyata itu bangkai duyung,” ujar Riyan. “Baunya sudah menyengat, dan tubuhnya membengkak.”
Setelah menerima laporan, personel Binpotmar TNI AL Pasangkayu segera menuju lokasi untuk melakukan pemeriksaan. Berdasarkan perkiraan awal, duyung tersebut memiliki panjang sekitar dua meter dengan berat mencapai 100 hingga 200 kilogram.
“Dari kondisi bangkainya, kami menduga duyung ini sudah lebih dari satu hari terdampar,” ungkap seorang personel TNI AL yang ikut dalam evakuasi.
Guna menghindari dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar, personel TNI AL berkoordinasi dengan warga setempat untuk mengubur bangkai duyung tersebut. Proses penguburan dilakukan di area sekitar 10 meter dari lokasi penemuan, dengan melibatkan aparat desa.
Hingga saat ini, penyebab pasti kematian duyung masih belum diketahui dan perlu penyelidikan lebih lanjut. Kejadian ini kembali mengingatkan pentingnya perlindungan terhadap satwa laut yang terancam punah, seperti duyung.
Aksi cepat personel Binpotmar TNI AL dalam menangani kejadian ini mendapat apresiasi, karena berhasil mencegah potensi dampak negatif yang lebih luas. Pihak terkait juga diharapkan dapat meningkatkan upaya konservasi agar kejadian serupa tidak terus berulang.(Red).