Guru SDN 1 Pasangkayu Mogok, Tuntut Transparansi Dana BOS dan Ganti Kepsek Otoriter!

Guru SDN 1 Pasangkayu Mogok, Tuntut Transparansi Dana BOS dan Ganti Kepsek Otoriter!

PASANGKAYUIntelijenNews.com., – Puluhan guru SDN 1 Pasangkayu melakukan aksi mogok sejak awal masuk sekolah pasca-libur Lebaran Idul Fitri 1466 H. Mereka menuntut transparansi pengelolaan dana BOS serta menolak kepemimpinan kepala sekolah (Kepsek) yang dinilai otoriter, kasar, dan tidak akuntabel. Rabu 9 April 2025.

Aksi ini melibatkan 27 guru Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menyatakan kehilangan kepercayaan terhadap Kepsek Mufiati. Spanduk bertuliskan “Kami Guru SDN 1 Pasangkayu Menolak Pemimpin Otoriter, Tidak Transparan, dan Suka Mengancam” sempat dipasang di pagar sekolah, namun dirobek oleh bendahara sekolah.

Para guru mengeluhkan kurangnya kejelasan alokasi dana BOS serta pengangkatan Komite Sekolah secara sepihak tanpa melibatkan mereka.

“Selama 8 bulan kami meminta klarifikasi, tapi tidak ada tanggapan. SK Komite juga dikeluarkan tanpa musyawarah,” ujar perwakilan guru.

Mereka bersikeras tidak akan mengakhiri mogok kerja selama Kepsek Mufiati masih menjabat.

**“Kami tidak mau anak-anak jadi korban, tapi kami juga tidak bisa terus bekerja dalam kondisi tidak jelas,” tambahnya.

Kepala Disdikpora Pasangkayu, Abidin, mengakui tuntutan guru masih dalam proses penyelesaian. Ia menegaskan bahwa audit dana BOS oleh BPK sedang berjalan dan hasilnya akan diumumkan pada 11 April 2025.

“Kami akan sampaikan hasil audit ke publik. Jika ada ketidaksesuaian, pasti ada tindakan,” tegas Abidin. Ia juga berjanji memantau langsung proses belajar mengajar di SDN 1 Pasangkayu pada 10 April 2025, bahkan siap menggantikan guru yang mogok.

Abidin mengisyaratkan pergantian Kepsek akan segera dilakukan. “Ada mekanisme yang harus diikuti, tetapi insya Allah Kepsek akan diganti,” ujarnya.

Aksi mogok sempat mengganggu kegiatan belajar siswa. Disdikpora berharap konflik cepat diselesaikan agar pembelajaran kembali normal. “Kami tidak ingin siswa menjadi korban ketidakjelasan ini,” kata Abidin.

Sementara itu, guru-guru tetap bersikeras: “Kami mogok sampai ada perubahan nyata.” teranya.(*)

Tinggalkan Balasan