Nunung Dasniar Kembali Soroti Ketersediaan Air Bersih di Dapil 3 : Rawan Bencana

Nunung Dasniar Kembali Soroti Ketersediaan Air Bersih di Dapil 3 : Rawan Bencana

INTELIJENNEWS.COM, MAKASSAR – Anggota DPRD Makassar Nunung Dasniar Kembali menyoroti ketersediaan air bersih PDAM di Daerah Pemilihan (Dapil) 3 yaitu Biringkanaya – Tamalanrea.

Dalam Rapat Paripurna Hasil Reses di Gedung DPRD Makassar Jum’at (28/4/2023) kemarin, Nunung Dasniar sebagai Juru Bicara Dapil 3 berharap kepada Pemkot Makassar berupaya melakukan analisa dan penilaian terhadap masukan-masukan yang ada di masyarakat yang tertuang dalam laporan hasil reses sehingga dapat menjadi rekomendasi dan ditindaklanjuti mengenai hal- yang sifatnya betul-betul mendesak.

Salah-satu yang mendesak ialah ketersediaan air bersih dan banjir yang sering terjadi seperti di Kelurahan Katimbang hingga Kelurahan Paccerekang.

“Prioritas (Ketersediaan air bersih) PDAM dan (ancaman) banjir (seperti) di Katimbang, sebagian Untia, Paccerekang, disitu daerah yang prioritas, ini harus jadi prioritas pemerintah kedepannya,” tegasnya ketika ditemui awak media selepas rapat paripurna.

Apalagi kata Anggota Fraksi Gerindra ini, karena tidak adanya akses air bersih dari PDAM Makassar, warga di Dapil 3 Makassar sebagian harus menggunakan air tanah yang ia sebut juga rawan dan berpotensi bencana.

“Air tanah itukan rawan itu, dampak bencana kedepan itu tambah (buruk),” bebernya.

“Kami berharap pada Pemkot memberikan hasil kerja yang berkualitas serta lebih meningkatkan produktivitas didalam memberikan rasa kepuasan terhadap permasalahan yang dikeluhkan di dapil 3,” ujarnya.

Dilansir dari berbagai sumber, penggunaan air tanah secara berlebihan dan masif akan memberikan dampak buruk seperti penurunan muka tanah yang apabila dibiarkan maka akan terjadi penurunan dataran tanah. Ini berarti sebagian (besar) daerah pesisir/dekat lautan akan terendam air laut

Selain itu, hal ini juga mengakibatkan adanya ruang kosong di dalam tanah, sehingga menimbulkan amblesnya permukaan tanah. Sehingga dapat mempengaruhi bangunan yang ada seperti adanya kemiringan bangunan, penurunan konstruksi jembatan sehingga air lama kelamaan dapat menyentuh jembatan.

Terakhir, dampak buruknya juga akan terjadi intrusi air laut, menjadikan air tawar yang ada digantikan air laut. (Alfath)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan