INTELIJENNEWS.COM, MAKASSAR – Banjir bandang di sejumlah daerah di Sulsel kembali terjadi, fenomena tahunan di musim penghujan ini membuat pemerintah bergerak cepat. Ada beberapa daerah yang hingga kini terdampak banjir dan tanah longsor yakni Kabupaten Maros, Kota Makassar, Gowa, Barru, Parepare, Jeneponto, Soppeng, Pinrang, Sinjai, hingga Sidrap. Banjir yang terjadi mulai dari setinggi lutut hingga dada orang dewasa.
Baca juga : Air Sungai Biringjene Meluap, Warga Kodam 3 Mengungsi
Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh mengingatkan kepada masyarakat untuk waspada. Wabilkhusus seluruh kepala daerah dan jajarannya di Sulsel diinstruksikan untuk bersiaga di lapangan akan potensi bencana lebih.
“Mereka agar tidak meninggalkan tempat, para kepala daerah untuk tetap berada di wilayah masing-masing menemani masyarakatnya,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa laporan dari berbagai daerah menunjukkan cuaca sedang ekstrem. “Oleh karena itu, kita harus betul-betul siaga. Tahap pertama tanggap darurat adalah melakukan penyelamatan-penyelamatan, memperhatikan peta bencananya dan mengutamakan keselamatan warga,” jelasnya.
Dalam menghadapi situasi bencana yang melanda Makassar, Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Zudan Arif Fakrulloh, memberikan apresiasi atas langkah cepat yang diambil oleh Pemerintah Kota. Ia mencatat bahwa Pemkot Makassar telah mengambil tindakan yang sangat baik dalam menghadapi banjir yang terjadi.
“Alhamdulillah Pemkot sudah bergerak dengan sangat bagus, BPBD dan Dinas Sosial bekerja sama dengan Provinsi dan dari Kementerian Sosial. Ibu Direktur (Plt. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Masryani Mansyur) juga ikut hadir di sini,” sebutnya saat melakukan kunjungan dan memberikan bantuan ke lokasi pengungsian banjir di Taman Pendidikan Al-Qur’an Jabal Nur dan Kantor Lurah Katimbang di Kecamatan Biringkanaya pada Sabtu, 21 Desember 2024.
Bantuan Logistik
Disisi lain, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Amson Padolo mengatakan telah menyiagakan bantuan logistik dan bantuan paket keluarga sebagai bufferstok di kabupaten kota.
Termasuk di tujuh daerah yang rawan bencana hidrometeorologi, dalam menghadapi cuaca ekstrem yakni Kabupaten Maros, Gowa, Barru, Parepare, Jeneponto, dan Soppeng.
“Bencana akibat cuaca ekstrem ini terjadi setiap tahun. Karena itu, kita sudah antisipasi sebelumnya dengan menyiagakan bantuan logistik dan bantuan paket keluarga sebagai bufferstok. Sehingga ketika terjadi bencana, langsung bisa digunakan,” ujarnya, Sabtu 21 Desember 2024.
Di Makassar misalnya, kata Amson, di titik yang menjadi langganan banjir cukup parah juga sudah disiagakan perahu polyethylene. Kemudian di Maros, ada mobil tangki air bersih yang bisa digunakan ketika terjadi banjir seperti sekarang ini.
“Jauh sebelumnya, kami sudah menginstruksikan seluruh BPBD kabupaten dan kota di Sulsel untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi,” ujarnya.
Untuk penanganan bencana banjir yang terjadi saat ini di beberapa daerah, Amson mengungkapkan, semua sedang dalam penanganan sesuai dengan tanggungjawab setiap OPD. Tidak hanya BPBD, tetapi juga Dinas Sosial, Dinas PU, hingga melibatkan lembaga vertikal seperti Balai Besar Pompengan juga Balai Besar Jalan dan Jembatan.
“Semua telah dikoordinasikan jauh sebelumnya. Sekarang untuk titik-titik yang dilanda banjir sudah dalam penanganan,” jelas Amson.
Amson menambahkan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memetakan sejumlah daerah dengan status waspada hingga siaga akibat tingginya curah hujan. Beberapa wilayah seperti Kabupaten Maros dan Kota Makassar masuk zona awas, sementara sebagian besar daerah lainnya berada dalam status siaga.
“Langkah antisipasi berupa penyampaian informasi kepada warga di zona rawan terus dilakukan, termasuk mengingatkan mereka untuk mempersiapkan diri untuk evakuasi di tempat pengungsian,” pungkasnya.
Warga Terdampak
Salah seorang pengungsi asal Katimbang Kota Makassar, Amran, menjelaskan mengenai kondisi rumahnya yang terendam air hingga setinggi dada orang dewasa. Ia menambahkan bahwa lokasi tempat pengungsian cukup baik; bersih dan aman serta makanan terjamin bagi keluarganya.
“Alhamdulillah sangat membantu bagi kami yang mengungsi di sini. Harapannya tidak ada banjir lagi,” tutup Amran dengan penuh harapan akan masa depan yang lebih baik bagi wilayahnya bermukim.
Ibu Milda, salah satu pengungsi, mengungkapkan kondisi sulit yang mereka hadapi. “Beginilah kondisi kita sekarang sebagai pengungsi, kondisi rumah (tinggi air) sudah sepinggang,” ujarnya.
“Anak-anak juga kasihan sakit. Terus maunya bagi pemerintah kalau melihat masyarakat kecil seperti ini, tidak usah jalanannya yang diperbaiki cukup salurannya saja,” harapnya.
Ibu Sunarti, pengungsi lainnya menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan sembako yang telah diterima. Ia telah berada di pengungsian selama tujuh malam terakhir. “Ini kita dibagikan baru begini. Biasanya makanan, kalau pagi dikasih Mega Mie satu orang dua bungkus sama beras kita masak,” katanya sambil menjelaskan bahwa rumahnya saat ini terkunci untuk menghindari pencurian.